Beberapa waktu terakhir ini, Indonesia dihebohkan dengan penyebaran penyakit pernapasan MERS-CoV yang menjangkit beberapa jamaah Indonesia setibanya di Tanah Air. Terakhir, seorang warga Medan yang baru selesai melaksanakan umroh meninggal dunia, diduga terjangkit virus pernapasan tersebut. Jumlah ini bisa saja meningkat mengingat setiap tahunnya 5.000 orang Indonesia melakukan ibadah Umroh ke Arab Saudi.

Kapan dan di mana pertama kali MERS ditemukan ? 

MERS-CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus atau Virus Korona Sindrom Pernapasan Timur Tengah. Seperti namanya, Virus yang merupakan jenis baru dari kelompok Corona Virus ini pertama kali dilaporkan terjadi di Arab Saudi pada bulan September 2012 lalu. Data terakhir menyebutkan, hingga saat ini korban pernyakit pernapasan MERS telah mencapai 414 orang dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Unta dipastikan menjadi sumber kasus MERS di Timur Tengah. Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir identik dengan virus menginfeksi manusia. Hal ini cocok dengan jamaah Indonesia yang diduga mengidap MERS, sebelumnya mengungjungi peternakan unta ketika melakukan ibadah umroh.

Penyakit Pernafasan MERS

Penyakit Pernapasan MERS ini menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan hingga berat. Gejalanya sama dengan influenza biasa, yakni batuk dan mengeluarkan lendir yang berlebihan dari hidungnya. Bedanya, penderita MERS mengalami demam tinggi minimal 38 derajat serta sesak napas.

Awalnya, virus menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan hingga fungsinya menurun. Suplai oksigen yang menurun karena terganggunya paru-paru berimbas pada terganggunya organ tubuh lain, misalnya ginjal dan hati. Bila sudah pada tahap yang parah, bisa menyebkan kegagalan organ dan berakhir pada kematian pasien.

Penularannya sindrom pernapasan ini bisa terjadi melalui dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung berarti virus ditransmisi melalui percikan dahak saat penjangkit batuk atau bersin. Secara tidak langsung berarti melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi dengan virus.

Meski begitu, penularan penyakit pernapasan ini sangat terbatas, meskipun bisa terjadi antarmanusia. Misalnya saja pasien 1 terinfeksi MERS, ia bisa menularkannya ke pasien 2, namun pasien 2 tidak bisa dengan mudah menularkannya ke orang lain lagi.

Sebenarnya Cara Pencegahan Penyakit Pernafasan khusus nya MERS ini tidaklah sulit karena virus korona termasuk rapuh. Virus ini hanya bisa bertahan selama 24 jam di luar tubuh dan mudah dibunuh dengan menggunakan sabun anti bakteri. Oleh karena itu, selalu cuci tangan dengan sabun saat ketika berada di rumah terbuka dan gunakan masker untuk menghindari percikan ludah. (raw)