Pemilihan umum, anak muda, dan golongan putih kerap menjadi perbincangan jelang acara pesta politik. Hal ini tidak mengherankan, setiap ketiganya memang selalu menjadi buah bibir dan seringkali dikaitkan dalam konteks politik. Dalam artikel berikut ini, kami berusaha memaparkan mengapa ketiganya berkaitan; mulai dari penjelasan dari golongan anak muda, apa itu golput, keterkaitan antara anak muda dan golongan putih, hingga terakhir tentang alasan mengapa anak mudah memilih golput saat pemilu serta tindak lanjutnya. Simak, ya!

Mengenal golongan anak muda

Anak muda adalah kelompok usia yang secara umum mencakup orang-orang di bawah usia 30 tahun, meskipun definisi ini dapat berbeda di setiap negara. Anak muda memiliki potensi besar sebagai pemilih, karena jumlah mereka seringkali signifikan dan dapat berpengaruh pada hasil pemilihan umum.

Anak muda sering dianggap sebagai agen perubahan dalam politik, karena mereka mewakili generasi masa depan yang memiliki pandangan, aspirasi, dan kebutuhan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Namun, partisipasi politik anak muda bisa bervariasi, dan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seberapa aktif mereka dalam berpolitik, seperti tingkat pendidikan, kesadaran politik, dan rasa keterlibatan dalam isu-isu sosial.

Dengan demikian, jelas lah mengapa anak muda seringkali masuk ke dalam tolok ukur perbincangan politik dan golongan putih, karena secara jumlah mereka cukup banyak dan hampir menjadi mayoritas.

Golongan putih atau golput

Golput merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sikap pemilih yang memilih untuk tidak memberikan suara atau tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Golput secara harfiah berarti “golongan putih” yang berarti pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya sehingga surat suara tetap “putih” atau kosong.

Fenomena golput bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk ketidakpuasan terhadap calon yang ada, ketidakpercayaan terhadap sistem politik, ketidaksukaan terhadap partai politik, atau bahkan rasa apatis terhadap proses politik secara keseluruhan.

Keterkaitan antara anak muda dan golput

Anak muda sering kali dianggap rentan terhadap fenomena golput karena beberapa alasan. Beberapa anak muda mungkin merasa bahwa pilihan politik yang ada tidak mencerminkan aspirasi atau kebutuhan mereka. Selain itu, kurangnya keterlibatan atau pemahaman tentang politik juga dapat menyebabkan anak muda memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua anak muda golput. Banyak juga anak muda yang aktif berpartisipasi dalam proses politik, baik sebagai pemilih, pendukung partai politik, maupun peserta dalam aksi-aksi politik dan kampanye-kampanye sosial. Anak muda yang aktif berpolitik dapat memiliki dampak besar dalam membentuk arah politik dan pembuatan kebijakan yang lebih inklusif bagi generasi mereka.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi politik anak muda?

Untuk meningkatkan partisipasi politik anak muda dan mengurangi fenomena golput, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran politik, pendidikan kewarganegaraan, serta menciptakan ruang partisipasi yang inklusif bagi anak muda. Misalnya dengan:

  1. Pendidikan politik: meningkatkan kesadaran politik anak muda dengan memberikan pendidikan politik di sekolah dan kampus. Ini dapat mencakup pembelajaran tentang sistem politik, hak dan kewajiban sebagai pemilih, serta pentingnya partisipasi politik.
  2. Kampanye informasi: mengadakan kampanye informasi yang mudah diakses dan mudah dimengerti tentang calon, partai politik, dan isu-isu penting yang akan diputuskan dalam pemilu. Informasi ini dapat disebarkan melalui media sosial, situs web, atau forum diskusi.
  3. Mendorong representasi: mendukung partai politik yang mencerminkan nilai dan aspirasi anak muda. Anak muda perlu merasa bahwa pilihan politik yang ada mewakili kepentingan dan pandangan mereka.
  4. Membuat partisipasi lebih mudah: memastikan proses pendaftaran sebagai pemilih mudah dan efisien. Pemerintah dan lembaga terkait harus memberikan akses yang mudah untuk mendaftar sebagai pemilih dan memberikan informasi yang jelas tentang cara menggunakan hak suara.
  5. Melibatkan anak muda secara aktif: melibatkan anak muda dalam proses politik, seperti diskusi, debat, kampanye politik, atau kampanye sosial. Ini akan memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dan merasa relevan dalam pembuatan keputusan politik.

Dengan memberdayakan anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam politik, kita dapat memastikan bahwa suara mereka didengar dan menjadi bagian dari proses pembuatan keputusan yang berdampak pada masa depan negara dan masyarakat. Nah, agar kita tidak apatis sebagai generasi muda, kita juga perlu membekali diri dengan berbagai informasi politik serta menjaga agar pesta demokrasi ini terbebas dari ancaman korupsi. Oleh sebab itu, yuk perbanyak informasi dengan mengunjungi situs ACLC KPK. Semoga bermanfaat, ya!