Setiap agen asuransi bertugas menangani dan membantu calon nasabah yang ingin memenuhi kebutuhannya, seperti kebutuhan asuransi kesehatan, asuransi hari tua, asuransi pendidikan, bahkan asuransi untuk penyakit kritis. Memilih agen yang tepat bahkan menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih asuransi penyakit kritis. Sebab, agen yang profesional pasti siap untuk membantu Anda setiap kali mengalami kesulitan.penyakit kritis

Namun, tugas agen ternyata tidak hanya menawarkan produk dan membantu pemegang polis saat mengalami masalah saja. Sebab, seorang agen asuransi juga bisa memutuskan untuk lolos atau tidaknya permohonan polis yang diajukan atau yang bisa disebut juga dengan tahap Underwriting. Pada tahap tersebut, perusahaan juga akan memutuskan syarat dan kondisi apa yang diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang akan dikenakan (penetapan tingkatan risiko).

Pada dasarnya tugas para underwriter tersebut adalah melakukan evaluasi dan identifikasi risiko dari calon tertanggung dan calon nasabah dari faktor kesehatan, pekerjaan, gaya hidup, hobi, lokasi tempat tinggal, dan juga moral hazard (niat yang kurang baik) intinya adalah sebuah kebiasaan calon nasabah. Setelah selesai mengidentifikasi risiko, barulah underwriter bisa mengelompokan calon tertanggung ke dalam kategori risiko yang sesuai.

Ada empat kategori risiko dalam asuransi, yaitu:

  1. declined risk (ditolak),
  2. substandard risk (diterima dengan pemenuhan syarat tertentu),
  3. standard risk (diterima),dan
  4. preferred risk (diterima).

Calon pemegang polis yang masuk ke dalam kategori substandard risk masih memiliki kemungkinan untuk diterima tetapi dengan biaya premi yang cukup tinggi. Namun ketika seseorang dinilai masuk dalam kategori declined risk, maka perusahan asuransi cenderung tidak mau mengambil risiko sehingga lebih memilih untuk menolak pengajuan polisnya. Sementara, calon tertanggung dengan risiko terendah (preferred risk) akan mendapat premi yang relatif lebih murah, namun pada praktiknya biasanya premi disamakan dengan yang standard risk.

Meskipun underwriting seringkali dianggap menyulitkan calon nasabah, tetapi tindakan ini dilakukan agar calon tertanggung mendapatkan beban premi yang sesuai dengan risiko yang dimiliki. Sehingga, tercipta keadilan dalam pembebanan premi.

Pada tahap ini, Kesehatan jasmani dan rohani yang masih prima, merupakan modal dasar yang sangat kuat untuk lulus dalam seleksi tahap underwriting ini. Penurunan kondisi kesehatan yang telah terjadi bisa membuat seseorang dikategorikan memiliki tingkat risiko yang tinggi. Beberapa contoh kasus calon nasabah yang ditolak oleh asuransi adalah karena faktor lanjut usia serta riwayat penyakit berat yang sudah lama diderita sehingga memiliki risiko yang terlalu tinggi.

Sayangnya, cukup banyak calon pemegang polis yang memalsukan riwayat kesehatannya hanya demi lolos dari tahap ini. Padahal, ketika klaim diajukan dan perusahaan asuransi mengetahui adanya manipulasi data, dapat berakibat pada penolakan klaim asuransi hingga berujung pada pembatalan polis. Jika sudah begitu, Anda sendirilah yang mengalami kerugian. Oleh sebab itu, memanipulasi data menjadi hal yang sebaiknya Anda hindari saat mengajukan polis, meskipun hanya data kecil.