Early-stage atau tahap awal adalah satu fase krusial untuk bisnis apa pun; terutama perusahaan rintisan atau startup. Sebab, fase ini akan menentukan nasib perusahaan rintisan tersebut; apakah akan berlanjut atau berakhir. Untuk itu, para pekerja muda yang ingin membentuk startup perikanan atau perusahaan rintisan apa pun perlu tahu terlebih dahulu tantangan apa saja yang akan ditemuinya di tahap awal membentuk startup.
Simak ulasannya di bawah ini, ya!
- Kekurangan modal. Perusahaan rintisan lekat dengan konsep “bakar uang”. Maksudnya, perusahaan-perusahaan seperti ini cenderung akan menghabiskan modal yang mereka miliki untuk kelangsungan perusahaan, tanpa mendapatkan untung berlimpah terlebih dahulu. Tak ayal, kekurangan atau kehabisan modal usaha menjadi tantangan pertama yang akan ditemui oleh pendiri perusahaan rintisan. Jika tidak mendapatkan sokongan dana untuk mengatasi kekurangan modal usaha dari investor baru, atau tidak mampu mengatur arus kas perusahaan dengan benar, isu ini tentu menjadi masalah besar.
- Ketidaktepatan anggota tim. Menurut EU-Startups, di antara segelintir keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan rintisan, anggota tim merupakan komponen utama yang krusial. Sebab, ketidaktepatan mempekerjakan seseorang (entah karena skill-nya kurang mumpuni atau berlebihan, atau karena salah penempatan) dapat menggagalkan Kesalahan ini tidak hanya akan membuang-buang modal, namun juga waktu seluruh anggota tim dan, tentu saja, rencana perkembangan perusahaan rintisan itu sendiri.
- Kealpaan rencana atau Situs Teamwork mengungkapkan ada banyak sekali perusahaan rintisan yang gagal karena tidak ada rencana tentang perusahaan itu. Hal ini tak berarti pendiri startup tidak membuat rencana apa-apa. Namun, ketiadaan rencana ini bermakna pendiri perusahaan rintisan tidak membuat perencanaan bisnis secara detail.
Sebagai contoh, tidak sedikit pendiri startup yang melupakan area penting seperti rencana penjualan, pengembangan perusahaan maupun karyawan, kekurangan sumber daya, hingga sumber pendanaan. Padahal, elemen-elemen ini harus sudah tersusun rapi sebelum perusahaan rintisan bahkan dimulai.
“Plan” pun sepatutnya mencakup rencana dan strategi ketika situasi A, B, C, atau bahkan Z terjadi. Jadi ketika kegagalan pada kondisi A terjadi, pendiri startup sudah punya penanggulangan yang mumpuni.
Selain ketiga masalah di atas, miskomunikasi karena berkembang terlalu cepat, manajemen yang buruk, koordinasi waktu yang jelek, dan lain sebagainya juga merupakan tantangan lain yang akan ditemui oleh pendiri startup di tahap awal.
Semoga informasi di atas bisa bantu kamu mempersiapkan rencana membangun perusahaan rintisanmu, ya!