Mengandalkan aliran listrik, terapi TENS dapat menangani sejumlah gangguan kesehatan, salah satunya fibromyalgia. Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya merasakan keluhan seperti mengantuk, lelah, hingga mood swing. Bukan hanya itu, sensasi sakit pada kepala mengiringi akibat dampaknya yang mempengaruhi otak.

Fibromyalgia dan gejalanya

Secara garis besar, fibromyalgia adalah gangguan berupa nyeri muskuloskeletal, yakni struktur pendukung anggota badan, leher, serta punggung. Keluhan-keluhan seperti yang disebutkan sebelumnya pun terjadi pada area tadi. Sensasi menyakitkan yang dirasakan lantas mempengaruhi otak serta sumsum tulang belakang dalam memproses sinyal sakit.

Gejala yang menyertai umumnya muncul setelah trauma fisik seperti infeksi, pembedahan, hingga stres psikologis signifikan. Adapun penderitanya berisiko mengalami sejumlah komplikasi mencakup irritable bowel syndrome (IBS), sakit kepala tegang (tension headache), depresi, hingga sindrom temporomandibular.

Adapun empat tanda dan gejala utama yang umumnya muncul adalah:

  • Sakit yang menyebar. Sakit berkelanjutan, terutama di punggung dan leher, adalah salah satu tanda yang tak boleh dipandang sebelah mata, apalagi saat disertai sensasi terbakar;
  • Kelelahan dan tidur terganggu. Kelelahan, bahkan tanpa melakukan aktivitas berat, yang disertai gangguan tidur merupakan tanda lainnya yang patut diwaspadai;
  • Sakit kepala hingga mual. Tak jarang sakit kepala, terutama di level berat, disertai sensasi mual hingga muntah;
  • Gangguan kognitif. Jenis gangguan ini biasanya berkaitan dengan kondisi mental. Salah duanya kesulitan konsentrasi hingga menyerap informasi.

Diagnosis dan pengobatan fibromyalgia

Selain trauma psikis dan fisik, ketidakseimbangan zat kimia dan kondisi genetik adalah faktor-faktor penyebab yang meningkatkan risiko fibromyalgia. Kemudian, walau dapat menyerang usia mana pun, kelompok usia 30-50 tahun adalah yang relatif rentan mengalaminya. Sekitar 80% sampai 90% penderitanya pun adalah perempuan.

Untuk mendapatkan hasil akurat, dokter akan melakukan diagnosis. Mereka memastikan riwayat medis penderita, mencakup keluarga terdekat. Pasalnya sampai sekarang belum ada tes tertentu yang mampu mendeteksi fibromyalgia mengingat tanda dan gejalanya yang tak terlalu spesifik.

Jika dibutuhkan, dokter melakukan rontgen dan tes darah untuk memeriksa kadar hormon hingga gejala peradangan dalam tubuh. Mereka pun akan mengukur luas sakit dan dampak gejala terhadap aktivitas sehari-hari.

Sayangnya, fibromyalgia yang sudah masuk tahap kronis sulit disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan pun hanya ditujukan untuk meredakan gejala. Beberapa langkah yang dilakukan meliputi:

  • Konsumsi obat, baik yang diresepkan dokter atau yang dijual bebas;
  • Latihan aerobik dan gerakan yang menguatkan otot;
  • Praktik meditasi, pijat, dan yoga untuk mengelola stres;
  • Memperbaiki porsi istirahat di malam hari untuk meningkatkan kualitas tidur;
  • Terapi kognitif dengan mengubah cara berpikir dan bertindak.

Jangan lupa pertimbangkan terapi menggunakan alat TENS untuk penanganan efektif terhadap fibromyalgia!